Gagal Seleksi BUMN? Kalau Bisa Dicegah, Kenapa Tidak?
Jangan sampai seleksi di perusahan BUMN idamanmu tak mulus! Kenali faktor kegagalan yang bisa menimpamu ini, ya!
Pada dasarnya, setiap tahapan seleksi punya faktor kegagalan yang mungkin dilakukan oleh jobseeker. Masing-masing tahapan juga memiliki persentase jumlah kandidat lolos yang berbeda. Kamu perlu perhatikan hal-hal di bawah ini!
Kebutuhan akan kualifikasi kandidat
Setiap melakukan publikasi lowongan, baik melalui career center atau website resmi perusahaan, pasti telah disertakan informasi kualifikasi kandidat yang dibutuhkan. Pada tahap awal, kandidat akan melewati tahapan seleksi administrasi dengan cara melengkapi berkas dan persyaratan yang diminta.
Pada tahap ini, faktor kegagalan biasanya disebabkan karena kandidat yang tidak teliti. Contoh yang sering terjadi adalah berkas yang tidak lengkap, padahal data tersebut sangat dibutuhkan sebagai kelengkapan syarat. âAtau, kandidat tidak memenuhi kualifikasi, misalnya tidak sesuai jurusan yang dibutuhkan,â jelas Sri Muliati Abdullah, M. Psi., Psikolog dan Senior Assesor ECC UGM. Dalam hal ini, kamu tidak disarankan untuk mendaftar jika memang tidak memenuhi kualifikasi.
Kualifikasi yang diinformasikan dalam proses rekrutmen telah disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan terhadap posisi tersebut. âJadi, saat melihat data kandidat yang tidak sesuai, maka tidak akan diloloskan untuk maju ke tahap berikutnya,â imbuh Lia, panggilan akrabnya.
Konsentrasi dan fokus
Tahapan selanjutnya adalah psikotes. Pada tahap ini, jumlah peserta lolos bisa mencapai 60 persen dari jumlah keseluruhan. Kuncinya, kamu hanya perlu konsentrasi dalam mengerjakan. Mereka yang gagal biasanya sulit fokus dan tidak mencurahkan kemampuannya dengan maksimal saat mengerjakan.
Namun, saat kamu sudah merasa bisa dalam mengerjakan, belum tentu kamu lolos. âKarena merasa bisa itu subjektif ya, yang penting mengerjakan sebaik-baiknya saja,â ujar Lia.
Dalam tahap ini, kandidat yang meraih skor di atas ketentuan batas minimunlah yang dinyatakan lolos. Kebanyakan tidak menggunakan prinsip jumlah kuota tertentu untuk meloloskan tapi seluruh kandidat yang mampu meraih skor yang sudah menjadi standar akan dihubungi untuk melakukan seleksi di tahap berikutnya.
Kurangi konsumsi makanan berkolesterol, perbanyak olahraga
Perusahaan BUMN berani memberikan gaji yang relatif tinggi dan fasilitas yang lengkap. Salah satunya adalah fasilitas jaminan kesehatan secara penuh. Sebagai konsekuensinya, perusahaan tidak ingin mengambil risiko dengan merekrut karyawan yang punya potensi penyakit berat.
Kadar kolesterol jahat yang tinggi sering jadi faktor penyebab kegagalan kandidat dalam melewati tahap seleksi kesehatan. Jika jumlah kolesterol jahat ini melebihi yang dibutuhkan tubuh, maka kolesterol ini akan mengendap pada dinding-dinding arteri dan menyebabkan berbagai penyakit. Mengonsumsi makanan sehat bergizi seimbang adalah langkah utama yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi atau menurunkan kadar kolesterol jahat.
Gantilah makanan yang mengandung lemak jenuh dengan buah-buahan dan sayur-sayuran, serta biji-bijian utuh (sereal gandum). Dengan begitu, kadar kolesterol dalam tubuh akan tetap rendah. Pun dengan gaya hidup sehat yang bisa memberikan perubahan besar pada tubuhmu, misalnya dengan tidak merokok atau melakukan olahraga rutin.
Di tahap ini, jumlah yang gagal terbilang cukup banyak. Hanya 50 persen dari total seleksi psikotes, yang akan diloloskan.
Jujur dan tunjukkan kemampuan
Banyak kandidat saat proses wawancara tidak mampu menunjukkan komitmen dan integritasnya. âPerusahaan sangat mengaharapkan orang yang punya komitmen kerja bagus, suka tantangan, jujur, punya kemauan untuk belajar, dan punya greget mencetak prestasi,â tutur Lia. Untuk itu, saat melakukan wawancara, cobalah untuk menunjukkan antusias, pemahaman yang baik terhadap perusahaan, dan kejujuranmu.
Apa yang kamu tuliskan di CV tidak akan dinilai di seleksi administrasi, kecuali data-data yang berhubungan dengan kualifikasi, seperti usia, jurusan, dan lain-lain. Namun terkait konten dalam CV, akan diuji melalui seleksi wawancara.
âJangan sampai di CV punya pengalaman jadi ketua panitia tapi ditanya kerjanya apa saja tidak tahu,â ujar Lia. Ini justru membuat perekrut bertanya-tanya, apakah yang ditulis di CV itu jujur atau bohong belaka. Melalui tahapan wawancara, perekrut ingin tahu kebenaran kualifikasi yang kamu miliki dan mencoba melihat apakah kamu layak untuk diangkat sebagai karyawan.
Setelah tahap ini, kamu akan diangkat sebagai karyawan, atau masuk ke program MT untuk yang mendaftar posisi ini. Dari total seluruh kandidat, hanya 8-10 persen yang lolos setelah melalui proses wawancara ini.
Tunjukkan potensi sebagai karyawan kredibel
Beberapa perusahaan BUMN mengadakan program Management Trainee (MT) dengan nama yang beragam. Setelah lolos di proses seleksi, kandidat akan masuk ke masa training yang bermacam-macam dan masih ada kemungkinan untuk tidak lolos bahkan batal diangkat menjadi karyawan.
Biasanya, mereka yang tidak lolos telah melakukan kesalahan fatal atau melanggar ketentuan yang sudah tertera dalam kontrak. âKarena yang masuk MT itu sudah terpilih, kemungkinan gagal memang ada tapi cenderung sangat kecil,â tukas Lia. Untuk itu, cobalah untuk selalu menunjukkan potensimu secara maksimal. Berikan performa terbaik untuk perusahaan, agar kamu bisa berhasil diangkat sebagai staf di sana.
Nah, untuk menghindari berbagai faktor kegagalan yang mungkin terjadi, berusahalah dengan sebaik-baiknya. Good luck, jobseeker!
Penulis : Ratih Wilda
Editor : Yuana Anandatama
Grafis : Ardiansyah Bahrul A.
Sumber :http://www.careernews.id/tips/view/3919-Gagal-Seleksi-BUMN-Kalau-Bisa-Dicegah-Kenapa-Tidak
No comments: