Menjadi Jurnalis Travel Profesional? Hmm, Siapa Takut!
Jadi jurnalis travel profesional itu tak cuma jalan-jalan tetapi juga harus siap menghadapi banyak tantangan. Berani?
Jurnalis travel yang profesional adalah mereka yang memiliki sejumlah paket skill untuk menjawab tiga tuntutan di atas. Dengan demikian, ia mampu memanjakan pembaca dengan rasa dan cerita dari sebuah perjalanan.
Tips dari Teguh Wicaksono yang pernah mengecap pengalaman sebagai jurnalis travel National Geographic ini akan sangat membantumu untuk memiliki satu paket skill menjadi seorang jurnalis travel profesional. Simak yuk!
1. Tanpa riset = percuma saja
Riset adalah PR seorang jurnalis travel yang hendak terjun ke lapangan. Sebelum liputan, kerjakan dua hal tersebut terlebih dahulu untuk membuat liputanmu lebih efisien. Riset membantu memberikan gambaran akan tempat destinasimu, apa saja yang akan kamu temui, sehingga kamu tahu apa saja yang harus dipersiapkan. âDatang tanpa hasil riset akan membuat perjalanan Anda percuma,â ungkap Teguh.
2. Biar efektif, susun agenda
Sama seperti riset, menyusun agenda liputan juga harus dikerjakan sebelum turun ke lapangan. Agenda liputan adalah susunan rencana kegiatanmu selama liputan, yang dibuat berdasarkan outline tulisan.
Destinasi tempat yang dituju tentu saja memiliki banyak hal menarik yang perlu dieksplorasi satu persatu, mulai dari kuliner, masyarakat, dan budaya lokal lainnya. Agenda itu akan membantumu untuk mencapai efisiensi waktu peliputan. âMeliput sebuah destinasi wisata bukanlah kegiatan liburan. Pastikan Anda tetap profesional dan efektif selama liputan,â tegas Teguh.
3. Berlatih berkisah melalui tulisan
Kisah merupakan kekhasan dari travel writing. Tujuan seseorang membaca artikel travel tidak hanya untuk mencari informasi mengenai fakta yang seluruh dunia sudah tahu, seperti lokasi, kuliner khas, dan sebagainya. Informasi tersebut bisa didapatkan hanya dengan berselancar di Google. Pastikan tulisanmu berisi kisah dengan memberikan konteks terhadap tulisan. âBerikan konteks terhadap tulisan dan pastikan bahwa fakta yang Anda tawarkan kepada pembaca masih valid, relevan, dan masuk akal,â tambahnya.
4. Perluas comfort zone
Seorang jurnalis travel harus memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi. Keharusannya untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain yang bisa saja memiliki perbedaan drastis (misalnya dari pantai ke hutan terpencil) adalah satu tantangan yang pasti ditemui oleh seorang jurnalis travel. Untuk itu, menurut Teguh, seorang jurnalis travel harus memperluas zona nyamannya yang memungkinkannya untuk cepat beradaptasi.
Bagaimana? Siap menjadi jurnalis sekaligus petualang? Baca juga pengalaman Teguh Wicaksono menjadi jurnalis travel, hanya di Careernews! [CN]
Penulis : Grattiana Timur
Editor : Rifki Amelia F, M. Amin Amsyah
Grafis : Hero Oka
Sumber :http://www.careernews.id/tips/view/3107-Menjadi-Jurnalis-Travel-Profesional-Hmm-Siapa-Takut
No comments: