Gagal Seleksi? Saatnya Introspeksi!

Jobseeker / workplace, Senin, 23/09/2013 00:00 WIB

Gagal Seleksi? Saatnya Introspeksi!

Siapa saja pernah mengalami kegagalan. Seseorang mungkin saja berpasrah dan berkata “Mungkin saya belum beruntung”. Sebagian lainnya memilih langsung mengevaluasi kesalahan yang dilakukan. Yang pasti, semua orang sudah seharusnya introspeksi diri setelah mengalami kegagalan.
Gagal Seleksi? Saatnya Introspeksi!
Dalam proses rekrutmen pun, tak semua pencari kerja berhasil lolos seleksi. Bahkan seorang pencari kerja bisa saja tak hanya sekali mengalami kegagalan. Lantas apa yang sebaiknya dilakukan ketika gagal lolos seleksi rekrutmen?

Dua Metode Hadapi Kegagalan


Kegagalan kerap kali diikuti oleh stres yang berawal dari kekecewaan atau keputusasaan. Hal ini dapat ditangani dengan menerapkan manajemen stres, yakni dengan emotion focused coping atau problem focused coping.


Seperti dikutip dari simplypsychology.org, emotion focused coping dilakukan dengan  mengurangi emosi negatif dalam merespons stres, seperti rasa malu, takut, gelisah, atau depresi. Contoh strategi emotion focused coping misalnya adalah menyibukkan diri untuk membantu melupakan masalah, berdoa mohon petunjuk dan kekuatan, hingga berharap masalah pergi dengan sendirinya.


Manajemen stres selanjutnya adalah problem focused coping. Problem focused coping dilakukan dengan langsung menangani faktor-faktor penyebab stres. Strateginya adalah dengan mencoba memahami situasi dan mencari informasi pendukung untuk menghindari masalah serupa terjadi di masa datang. Misalnya ketika seseorang gagal menjalani tes rekrutmen, kemudian dia melakukan evaluasi terhadap persiapan dan kondisinya ketika mengikuti tes.

Ketika seseorang berkali-kali gagal melamar posisi pekerjaan tertentu, bisa jadi orang tersebut memang tidak sesuai untuk menempati posisi yang dilamarnya.

Secara umum, problem focused coping merupakan strategi terbaik dalam menghadapi stres karena menyelesaikan masalah hingga ke akarnya. Sedangkan emotional focused coping sebaiknya hanya dilakukan untuk sementara. “Siapkan strategi untuk belajar lebih baik dengan melihat langsung pada masalah dan mengidentifikasi kesalahan. Gunakan emotional focused coping sebagai penyaman saja untuk menenteramkan pikiran,” terang Sri Muliati Abdullah, M.A., Psikolog, Senior Assessor ECC UGM yang akrab disapa Lia.


Pertimbangkan Kesesuaian Kepribadian


Ketika seseorang berkali-kali gagal melamar posisi pekerjaan tertentu, bisa jadi orang tersebut memang tidak sesuai untuk menempati posisi yang dilamarnya. Kesesuaian antara karakter seseorang dengan posisi yang dilamarnya dapat dilihat pada tes psikologi. Screening potensi diri dan konseling dengan psikolog dapat menjadi solusi untuk membantu seseorang menemukan kesesuaian antara kepribadian dengan pekerjaan tertentu. Apabila ternyata pekerjaan yang diinginkan tidak sesuai dengan kemampuan, tentu lebih baik memilih pekerjaan lainnya yang sesuai. Cara lainnya adalah dengan meningkatkan kemampuan diri secara maksimal untuk mendapatkan pekerjaan impian, misalnya dengan mengikuti training atau mempelajari materi terkait bidang kerja yang diinginkan.


Akan tetapi, perusahaan sendiri tidak hanya membutuhkan pengetahuan teori dari karyawan. Perusahaan juga membutuhkan karyawan dengan performa maksimal sehingga kesesuaian pekerjaan dengan kepribadian menjadi penting. Kepribadian memang bisa berubah tetapi membutuhkan usaha yang tak mudah. “Lakukanlah screening potensi diri dan konseling untuk tahu lebih cepat mengenai potensi diri sehingga langkah Anda selanjutnya bisa lebih optimal,” jelas Lia.


Jadi, jangan hanya berkata bahwa nasib baik belum berpihak kepada Anda. Anda punya kesempatan untuk menjemput karir impian Anda! Selamat berjuang! [CN/RFK/AGG/VIN] ^^




Sumber :http://www.careernews.id/tips/view/1972-Gagal-Seleksi-Saatnya-Introspeksi


Gagal Seleksi? Saatnya Introspeksi! Gagal Seleksi? Saatnya Introspeksi! Reviewed by dobling on 3:30 PM Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.