Berapa Umurmu? Sedang Apa Kamu?
âKalian pemuda, kalau kalian tidak punya keberanian, sama saja dengan ternak karena fungsi hidupnya hanya beternak diri" _Pramoedya Ananta Toer
Kata-kata sakti tersebut ada benarnya. Pemuda dituntut untuk selalu berani dalam menghadapi segala suasana. Bahkan, sejarah mencatat bahwa Indonesia digerakkan dan bahkan didirikan oleh pemuda.
Tonggak-tonggak awal pendirian negara ini diusung dan dilahirkan dari pemikiran, pendirian, dan perilaku pemudanya. Mereka dalam usia yang muda sudah dapat mengubah dunia dan mencatatkan diri dalam sejarah.
Soetomo mengemukakan gagasan mengenai pendirian Budi Utomo tahun 1908 pada usia 20 tahun. W.R. Soepratman memperdengarkan lagu Indonesia Raya pertama kali pada 1928 ketika berumur 25 tahun. Suprijadi berusia 22 tahun ketika memimpin pemberontakan PETA di Blitar, Februari 1945. Bahkan, bisa jadi ia menteri termuda jika hadir dalam kabinet pertama Soekarno.
Pada usia yang seumuran dengan fresh graduate di masa kini, mereka dan pemuda-pemuda lain telah mampu mengubah lingkungan yang lebih besar, bahkan bisa mencatatkan diri mereka dalam lembaran sejarah. Pertanyaannya adalah, apakah mereka berniat mencatatkan diri pada sejarah? Atau bagaimana caranya mereka bisa mengubah lingkungan sekitar?
Para pemuda tersebut memulainya dengan kepekaan terhadap lingkungan mereka. Bahwa kondisi yang terjadi senyatanya berbeda dengan kondisi ideal ataupun berbeda dengan kondisi di tempat lainnya. Perbedaan kondisi tersebut melahirkan sebuah pertanyaan di benak mereka, apa yang sedang terjadi dan bagaimana cara mengubahnya. Dari sanalah muncul sebuah ide bahwa jika orang lain bisa melakukannya, kita pun bisa melakukannya.
Begitu muncul pemikiran tersebut, mereka menyebarkan gagasan-gagasannya dan konsisten dalam mewujudkan hal tersebut. Konsistensi mereka berlandaskan semangat yang tak pernah padam sampai tujuan besar tercapai. Semangat bahwa kita pun berhak dan mampu melakukan hal yang luar biasa yang juga dilakukan oleh orang lain.
Hal pertama yang harus dilakukan seseorang untuk mengubah dunia adalah mengubah pemikirannya. Sebuah pemikiran akan mendasari hal-hal yang kita ucapkan. Perkataan yang kita ucapkan dapat berpengaruh pada perilaku sehari-hari.
Perilaku yang berkelanjutan akan menjadi kebiasaan. Pada akhirnya, sebuah kebiasaan yang berlangsung lama akan menetap menjadi karakter. Karakter tersebutlah yang menjadikan diri kita yang sebenarnya akan terlihat.
Individu yang memiliki karakter kuat akan menjadi role model bagi lingkungan sekitar. Pemikiran, gagasan, dan perilakunya akan menjadi panutan lingkungannya. Begitu kita menjadi panutan bagi sekitar, kita bisa mengarahkan hal-hal yang lebih besar, baik berupa gerakan, organisasi, atau sebuah tujuan yang lebih mulia.
Dengan demikian, jelaslah bahwa jika ingin mengubah dunia, kita perlu melihat ke dalam diri sendiri, apa yang perlu kita ubah, yakni mengubah pemikiran dan pola pikir. Mari selalu mencari inovasi dan prestasi yang ingin diraih, berbagi dengan semua orang, dan selalu bersyukur atas apa yang telah kita jalani sepanjang hari.
Anda siap? Sir, yes, sir! [CN]
Penulis :
Rudi Widiyanto, M.Psi., Psikolog
People Development Manager ECC UGM
Editor : Vinia Rizqi, Rifki Amelia
Grafis : Muhammad Setiawan
Sumber :http://www.careernews.id/tips/view/2670-Berapa-Umurmu-Sedang-Apa-Kamu
No comments: